Miris Nasib Atlet Berprestasi Indonesia Yang Terlupakan
"Miris Nasib Atlet Berprestasi Indonesia Yang Terlupakan" - Teman
anehtapinyata.net prestasi olahraga atlet Indonesia di kancah dunia
memang cukup banyak yang membanggakan. Mereka berhasil mengukir prestasi
dan mengharumkan nama bangsa. Namun ternyata prestasi saja tidak cukup,
setelah tidak lagi menjadi atlet para mantan olahragawan juga
menghadapi kerasnya dunia. Bahkan ada beberapa mantan atlet yang berada dalam garis kemiskinan yang memperihatinkan. Siapa saja mantan atlet tersebut? Berikut informasinya.
Mantan Atlet Angkat Berat Berprestasi Kini Menjadi Tukang Las (Denny Thios)
Teman anehtapinyata.net pada saat ini mungkin tidak begitu banyak yang
mengenal nama Denny Thios. Namun, pada era 80an 90an nama Denny Thios
begitu bersinar sebagai atlet angkat berat berprestasi. Prestasinya
tersebut tidak hanya di lingkup nasional saja, melainkan sudah merambah
di kancah internasional. Pria kelahiran Makassar 22 Desember 1969 ini
telah berungkali mengibarkan bendera merah putih di kancah
internasional. Ia berhasil meraih medali perak di PON XII, medali emas
dalam kejuaraan angkat berat asia yang sekaligus juga memecahkan 3 rekor
dunia. Ia juga berhasil meraih medali perunggu dalam kejuaraan angkat
berat dunia di Belanda, medali emas dalam kejuaraan angkat berat dunia
di Inggris, serta medali emas di kejuaraan angkat berat dunia di Swedia.
Namun ternyata prestasinya tersebut berbanding terbalik dengan
kehidupannya sekarang. Bisa dibilang Denny sekarang berada dalam
masa-masa sulit, kehidupan ekonominya cukup memperihatinkan. Denny
sekarang mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya dengan mengandalkan
pekerjaan sebagai tukang las. Dengan pekerjaanya tersebut tentu saja
penghasilannya tidak menentu, kadang sepi kadang pula ramai.
Mantan Atlet Pencak Silat Penyumbang Emas Kini Menjadi Sopir Taksi (Marina Segedi)
Teman anehtapinyata.net Marina Segedi merupakan seorang atlet pencak
silat yang karirnya sukses baik dikancah nasional maupun internasional.
Selain pernah menyabet gelar di kejuaraan nasional dan daerah itu,
Marina juga pernah menjuarai Kejuaraan ASEAN Pencak Silat Kelas A Putri
pada 1983 di Singapura. Namun setelah masa keemasannya hilang, kehidupan
ekonominya pun mulai berubah. Dia hidup pas-pasan serta menumpang di
rumah ibunya, untuk menghidupi anak-anaknya, Marina bekerja sebagai
supir taxi. Tapi keberuntungan masih dimiliki oleh wanita dua anak ini,
pada tahun 2011 dia bertemu dengan pegawai Kemenpora dan menceritakan
tentang jati dirinya. Awalnya segala ucapannya memang tidak begitu saja
dipercaya, namun setelah Marina menunjukan koleksi kliping terkait
dirinya dalam cabang olahraga Pencak Silat barulah sang pegawai
Kemenpora tersebut percaya. Dan pada tanggal 9 September 2011, setelah
mengikuti beberapa prosedur, akhirnya wanita ini pun mendapatkan
tunjangan rumah senilai 125 juta rupiah.
Mantan Atlet Dayung Yang Kini Jadi Buruh Cuci (Leni Haini)
Teman anehtapinyata.net Leni Haini merupakan seorang mantan atlet dayung
perahu naga yang pernah ikut andil dalam mengibarkan bendera merah
putih dikancah kejuaraan dunia. Ia pernah menyumbang 2 medali emas dalam
kejuaraan perahu naga Asia di Singapura, 3 emas dan 1 perak di
kejuaraan dunia perahu naga di Hongkong, serta 1 emas pada kejuaraan
perahu naga Asia di Taiwan. Namun, segelimang prestasinya tersebut
ternyata tidak sebanding dengan kehidupannya saat ini. Saat mengikuti
pelatnas, Leni masih mengikuti pendidikan di SMP. Saat itu dia
dijanjikan masalah pendidikannya akan diurus kemudian. Namun saat keluar
dari pelatnas di usia 22 tahun, dia kesulitan mengurus nasib
pendidikannya dikarenakan kepengurusan yang dulu menjanjikannya telah
berganti dan pengurus yang baru tidak mempedulikan kejelasan
pendidikannya tersebut. Hanya dengan berbekal ijazah SD dan kejar paket
B, ia kesulitan mendapatkan pekerjaan dan akhirnya menjadi buruh cuci.
Tidak hanya kemalangan tersebut yang menimpa perempuan ini, salah satu
putrinya menderita penyakit langka hingga barang dan harta miliknya
harus dijual untuk mengobati putrinya. Kecewa karena tidak adanya
perhatian dari pemerintah Leni pernah berniat membakar piagam
penghargaan yang dia miliki. Namun akhirnya perhatian pemerintah pun
datang, pada tahun 2013 pemerintah memberikannya penghargaan berupa uang
sebesar 50 juta rupiah.
Mantan Atlet Balap Sepeda Yang Menjadi Tukang Becak (Suharto)
Teman anehtapinyata.net di ajang lomba balap sepeda pada SEA Games tahun
1979 di Thailand, nama Suharto sangat diperhitungkan. Pada saat itu dia
berhasil meraih medali emas bersama dengan rekannya, yakni Sutiono,
Munawar dan Dasrizal, mereka berhasil mengalahkan Malaysia di nomor
‘Team Time Trial’ jarak 100 km. Tidak hanya dalam team, perorangan pun
dia berhasil mendapat medali perak masih dalam ajang tersebut. Namun,
meski prestasinya begitu gemilang, tampaknya nasib ekonomi tidak serta
merta mengikutinya, dalam masa tuanya dia menggantungkan hidupnya dari
mengayuh becak di Surabaya. Sama seperti Leni Haini pada tahun 2013 pria
ini pun mendapat perhatian dari pemerintah.
Mantan Atlet Lari Estafet Yang Menjual Medalinya Untuk Makan (Hapsani)
Teman anehtapinyata.net nama Hapsani memang tidak begitu dikenal, namun
pada ajang kompetisi SEA Games tahun 80an nam Hapsani merupakan salah
satu atlet yang diperhitungkan. Pada tahun 1981 Hapsani berhasil meraih
medali perak dan pada tahun 1983 berhasil meraih medali perunggu. Kedua
medali tersebut dia menangi dalam ajang lari estafet 4 x 100 meter.
Namun miris, setelah tidak lagi dalam masa keemasan, kehidupan
ekonominya malah merosot. Suaminya tidak bekerja, sedangkan Hapsani
mencari penghasilan dengan menjadi pelatih atletik bagi anak-anak di
sekitar rumahnya. Dengan penghasilan yang tidak seberapa tersebut
kehidupan ekonominya pun cukup memperihatinkan, sampai-sampai pada tahun
1999 hanya untuk sekedar makan, wanita ini terpaksa menjual medalinya
di pasar loak.
Sungguh miris bukan teman? Kita berharap kedepannya pemerintah lebih
memperhatikan nasib dari orang-orang yang telah mengharumkan nama bangsa
Indonesia di kancah internasional. Iya setidaknya memberi mereka
penghargaan agar dapat menopang perekonomian kehidupannya.
Sumber: http://www.anehtapinyata.net/2016/01/nasib-atlet-berprestasi-indonesia.html
Sumber: http://www.anehtapinyata.net/2016/01/nasib-atlet-berprestasi-indonesia.html